02 Agustus, 2008

sugeng rawuh

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

8 comments:

Echi mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

parto_sentono mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

Anonim mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

parto_sentono mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

Anonim mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

parto_sentono mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

Unknown mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.

Anonim mengatakan...

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.