02 Juni, 2010

IMPACTED


“Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)

Hari ini, 2 juni 2010, merupakan hari yang tidak akan aku lupakan seumur hidup. Ya..pengalaman ini begitu berharga, ketika hari ini aku menjalani operasi gigi geraham bungsu.

Sejak kecil, kata ibuku aku termasuk bandel. Ketika anak anak lain njempling-njempling diambil sample darah, aku dengan PD malah melihat suntikan besar di tusukkan ke nadiku. Atau ketika aku tak pernah menangis ketika di sunat, atau ketika di cabut giginya.

Berbekal rasa PD tersebut, sendirian tanpa ditemani siapapun aku menuju rumah sakit (RSDU kab sleman) untuk menjalani operasi gigi geraham bungsu yang tumbuh horizontal. Pikirku, paling biasa aja..gak jauh beda dengan cabut gigi biasa.

Mulai pendaftaran, antri dipanggil...akhirnya aku masuk ke ruang tindakan. Dengan penuh keyakinan aku langsung telentang di kursi eksekusi.

kapas dingin masuk mulut.. dan dengan segera dokter itu menyuntik obat bius ke daerah sekitar gigi sasaran..suntik sana suntik sini, tekan sana tekan sini.

OK.. setelah dites apakah obat bius sudah bereaksi.. maka mulailah ritual itu.. :(

Bu Dokter yang cantik itu, dengan ditemani seorang asisten yang ramah dan murah senyum..mulai memasukkan bermacam macam alat aneh ke mulutku. Ada gerinda kecil, bur kecil, tang, kait..macem macem. Suara putaran mesin mesin tersebut membuatku hampir gila!!! Ada kekhawatiran manusiawi ketika mungkin secara tak sengaja, alat alat m,engerikan itu menyobel pipiku.

30 menit berlalu.... belum selesai juga..Bu Dokter yang gak cantik lagi itu mulai mengeluh kepada asistennya "Susah sekali pak, akar gigi berbentuk kait dan ggi terlalu besar".

Sampai situ aku memberanikan bicara (ketika dokter istirahat dan menyuruhku berkumur. "Sabar bu...paling bentar lagi bisa"

Dokter itu berkata padaku "harusnya yang bilang sabar aku mas, bukan kamu"
Aku menjawab "lha saya takut, kalo dokter gak sabar, bornya malah nyobek pipi"

hahhaha..dokter itu ketawa, dan aku semakin ketakutan..

utak atik sana sini, gerinda sana gerinda sini, bur sana bur sini..akhirnya, gigi sebesar ujung kelingking berhasil diangkat. Dan sesudah dijahit..operasi itupun selesai. ALhamdulillah...

Aku masih bisa tersenyum, ketika membayar biaya rumah sakit dan berpamitan dengan bu dokter yang entah kenapa terlihat kembali cantik.

Tetapi..ternyata siksaan itu justru berlangsung ketika sudah sampai dirumah. Air liur ku berproduksi melimpah...padahal aku dilarang meludah 24 jam pertama. Ketika kupaksa menelan, rasa anyir darah, bercampur dengan pahitnya sisa obat..langsung menyergap syarafku. Dan juga, rasa sakit luar biasa ketika aku menelan ludah, seolah olah melumpuhkan semua sendi di tubuhku..

Siksaan itu masih berlanjut..ketika perutku didera lapar yang sangat, tapi membuka mulut sedikitpun aku tak mampu. Akhirnya roti tawar dicampur susu coklat, menjadi anternatif makanan yang sungguh tidak enak.

Ah...hebat nian rasa sakit ini. Tetapi alhamdulillah sudah cukup berkurang.

Dan aku punya nadzar buat beberapa temen, besok kalau sudah sembuh, aku akan mentraktir bebek goreng dobel porsi dengan sambal extra pedassss. Ada yang tertarik??