11 Desember, 2008

Netonmu opo??

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

11 comments:

Cah Pesisir kidul mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

parto_sentono mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

Cebong Ipiet mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

Cebong Ipiet mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

parto_sentono mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

Anonim mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

Anang mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

Anang mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

parto_sentono mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

Anonim mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...

parto_sentono mengatakan...

Suatu saat, dikala hujan rintik rintik. Udara malam seolah membekukan tulang belulang. Saya malam itu kejatah ronda. Sebagai warga negara yang baik, ronda memang suatu kewajiban untuk menjaga lingkungan kita agar bebas dari penjahat-penjahat berwatak jahat. (padahal jam 12 malem udah bubar, jam segitu maling-maling baru pada dandan mau berangkat kerja)

Ronda memang momen menyenangkan, pos ronda mesti rame, do dolanan gaple, ono kopi panas gorengan tahu tempe.

Obrolan malam itu berlangsung seru, mulai dari obrolan metodologi ternak sapi yang efektif, extreme kuliner (sate bekicot), krisis global, sampai obrolan tentang harga bbm kita yang ternyata lebih tinggi dari harga minyak dunia.

tersebutlah..seorang tetanggaku. bernama lek wandi. Lek wandi sudah cukup umur (hampir 40 tahun), masih menganggur, kerjaannya klontang-klantung gak jelas dan belum menikah. Terjadilah dialog yang asli lucu sekaligus menyakitkan. Dialog antara pak narko dan lek wandi

Pak Narko : "ndi, koe ki netone opo?"
Lek Wandi : "netonku jemuah pahing pak, ha piye je?"
Pak Narko : "nah..nek netonmu jemuah pahing, kowe ki cocoke cen klontang klantung ora kerjo ngunu kui, ra due bojo tekane mati..wis..kui sing paling cocok kanggo kowe"
Lek Wandi : "wuuaaasyuuuu"

Gerrrr...seisi cakruk terpingkal pingkal. Sedangkan saya...melihat ekspresi lek Wandi yang hatinya hancur berkeping-keping, hanya tersenyum kecut, membayangkan betapa sakitnya hati lek wandi.

Guyonan kadang-kadang memang menyakitkan...