05 Februari, 2009

Bapak-bapak melankolis

Sore itu, sesudah jamaah maghrib di masjid yang saya ceritakan di postingan terdahulu, saya pulang bersama dua orang tetangga saya sebut saja sartono dan yanto. Kedua orang itu selama perjalanan pulang terlibat pembicaraan yang sangat seru dan menegangkan.

Yanto: "Sar, si Lia wes konangan nek jebule mung arep ngeruk bandhane faruq" (Sar, Lia sudah ketahuan kalau ternyata cuma mau ngeruk hartanya Faruq)

Sartono : "Loh, Kok iso konangan piye kui?" (Loh, kok bisa ketahuan gimana?)

Yanto : "soale direkam omongane nganggo hape" (soalnya direkam omongannya pake hape)

Sartono : "sokorr..sengit aku karo Lia kae, nek due bojo koyongunu, tak pegat ket mbiyen" (Sukurin, benci sekali aku sama Lia, kalau punya istri kayak dia, sudah tak ceraikan dari dulu)

dst...

Obrolan mereka begitu seru, semua emosi seakan tertumpah saking serunya. Tapi, saya hanya bisa "ndomblong", gak paham apa yang mereka bicarakan...

Kemudian, sampailah kami bertiga ke rumah mas sartono tadi. Mas Sartono punya sebuah warung kecil, dan mas yanto sekalian mampir membeli rokok. Ketika rokok di kasihkan oleh mas sartono..terjadi percakapan

Yanto: "syukron Sar.."
Sartono: "Toyib..toyib"

wah..saya semakin penasaran, kok pada pinter bahasa arab ya??

Sampai rumah, saya menceritakan kejadian tadi dengan istri...spontan istri saya tertawa terbahak-bahak...

setelah diusut lebih lanjut..ternyata yang mas yanto dan lek sartono obrolkan tadi, adalah cerita di sinetron "Muslimah" yang di puter di Indosiar. Sinetron itu mengambil setting di Arab Saudi, sehingga bertebaran dialog-dialog bahasa arab.

Owalaaaah pakdhe..pakdhe...

Ketoke wong tuo tuo, pothok..rupane sangar..tontonane kok yo sinetron...

dan saya ikut tertawa lepas...

4 comments:

Cebong Ipiet mengatakan...

Sore itu, sesudah jamaah maghrib di masjid yang saya ceritakan di postingan terdahulu, saya pulang bersama dua orang tetangga saya sebut saja sartono dan yanto. Kedua orang itu selama perjalanan pulang terlibat pembicaraan yang sangat seru dan menegangkan.

Yanto: "Sar, si Lia wes konangan nek jebule mung arep ngeruk bandhane faruq" (Sar, Lia sudah ketahuan kalau ternyata cuma mau ngeruk hartanya Faruq)

Sartono : "Loh, Kok iso konangan piye kui?" (Loh, kok bisa ketahuan gimana?)

Yanto : "soale direkam omongane nganggo hape" (soalnya direkam omongannya pake hape)

Sartono : "sokorr..sengit aku karo Lia kae, nek due bojo koyongunu, tak pegat ket mbiyen" (Sukurin, benci sekali aku sama Lia, kalau punya istri kayak dia, sudah tak ceraikan dari dulu)

dst...

Obrolan mereka begitu seru, semua emosi seakan tertumpah saking serunya. Tapi, saya hanya bisa "ndomblong", gak paham apa yang mereka bicarakan...

Kemudian, sampailah kami bertiga ke rumah mas sartono tadi. Mas Sartono punya sebuah warung kecil, dan mas yanto sekalian mampir membeli rokok. Ketika rokok di kasihkan oleh mas sartono..terjadi percakapan

Yanto: "syukron Sar.."
Sartono: "Toyib..toyib"

wah..saya semakin penasaran, kok pada pinter bahasa arab ya??

Sampai rumah, saya menceritakan kejadian tadi dengan istri...spontan istri saya tertawa terbahak-bahak...

setelah diusut lebih lanjut..ternyata yang mas yanto dan lek sartono obrolkan tadi, adalah cerita di sinetron "Muslimah" yang di puter di Indosiar. Sinetron itu mengambil setting di Arab Saudi, sehingga bertebaran dialog-dialog bahasa arab.

Owalaaaah pakdhe..pakdhe...

Ketoke wong tuo tuo, pothok..rupane sangar..tontonane kok yo sinetron...

dan saya ikut tertawa lepas...

parto_sentono mengatakan...

Sore itu, sesudah jamaah maghrib di masjid yang saya ceritakan di postingan terdahulu, saya pulang bersama dua orang tetangga saya sebut saja sartono dan yanto. Kedua orang itu selama perjalanan pulang terlibat pembicaraan yang sangat seru dan menegangkan.

Yanto: "Sar, si Lia wes konangan nek jebule mung arep ngeruk bandhane faruq" (Sar, Lia sudah ketahuan kalau ternyata cuma mau ngeruk hartanya Faruq)

Sartono : "Loh, Kok iso konangan piye kui?" (Loh, kok bisa ketahuan gimana?)

Yanto : "soale direkam omongane nganggo hape" (soalnya direkam omongannya pake hape)

Sartono : "sokorr..sengit aku karo Lia kae, nek due bojo koyongunu, tak pegat ket mbiyen" (Sukurin, benci sekali aku sama Lia, kalau punya istri kayak dia, sudah tak ceraikan dari dulu)

dst...

Obrolan mereka begitu seru, semua emosi seakan tertumpah saking serunya. Tapi, saya hanya bisa "ndomblong", gak paham apa yang mereka bicarakan...

Kemudian, sampailah kami bertiga ke rumah mas sartono tadi. Mas Sartono punya sebuah warung kecil, dan mas yanto sekalian mampir membeli rokok. Ketika rokok di kasihkan oleh mas sartono..terjadi percakapan

Yanto: "syukron Sar.."
Sartono: "Toyib..toyib"

wah..saya semakin penasaran, kok pada pinter bahasa arab ya??

Sampai rumah, saya menceritakan kejadian tadi dengan istri...spontan istri saya tertawa terbahak-bahak...

setelah diusut lebih lanjut..ternyata yang mas yanto dan lek sartono obrolkan tadi, adalah cerita di sinetron "Muslimah" yang di puter di Indosiar. Sinetron itu mengambil setting di Arab Saudi, sehingga bertebaran dialog-dialog bahasa arab.

Owalaaaah pakdhe..pakdhe...

Ketoke wong tuo tuo, pothok..rupane sangar..tontonane kok yo sinetron...

dan saya ikut tertawa lepas...

Kabasaran Soultan mengatakan...

Sore itu, sesudah jamaah maghrib di masjid yang saya ceritakan di postingan terdahulu, saya pulang bersama dua orang tetangga saya sebut saja sartono dan yanto. Kedua orang itu selama perjalanan pulang terlibat pembicaraan yang sangat seru dan menegangkan.

Yanto: "Sar, si Lia wes konangan nek jebule mung arep ngeruk bandhane faruq" (Sar, Lia sudah ketahuan kalau ternyata cuma mau ngeruk hartanya Faruq)

Sartono : "Loh, Kok iso konangan piye kui?" (Loh, kok bisa ketahuan gimana?)

Yanto : "soale direkam omongane nganggo hape" (soalnya direkam omongannya pake hape)

Sartono : "sokorr..sengit aku karo Lia kae, nek due bojo koyongunu, tak pegat ket mbiyen" (Sukurin, benci sekali aku sama Lia, kalau punya istri kayak dia, sudah tak ceraikan dari dulu)

dst...

Obrolan mereka begitu seru, semua emosi seakan tertumpah saking serunya. Tapi, saya hanya bisa "ndomblong", gak paham apa yang mereka bicarakan...

Kemudian, sampailah kami bertiga ke rumah mas sartono tadi. Mas Sartono punya sebuah warung kecil, dan mas yanto sekalian mampir membeli rokok. Ketika rokok di kasihkan oleh mas sartono..terjadi percakapan

Yanto: "syukron Sar.."
Sartono: "Toyib..toyib"

wah..saya semakin penasaran, kok pada pinter bahasa arab ya??

Sampai rumah, saya menceritakan kejadian tadi dengan istri...spontan istri saya tertawa terbahak-bahak...

setelah diusut lebih lanjut..ternyata yang mas yanto dan lek sartono obrolkan tadi, adalah cerita di sinetron "Muslimah" yang di puter di Indosiar. Sinetron itu mengambil setting di Arab Saudi, sehingga bertebaran dialog-dialog bahasa arab.

Owalaaaah pakdhe..pakdhe...

Ketoke wong tuo tuo, pothok..rupane sangar..tontonane kok yo sinetron...

dan saya ikut tertawa lepas...

parto_sentono mengatakan...

Sore itu, sesudah jamaah maghrib di masjid yang saya ceritakan di postingan terdahulu, saya pulang bersama dua orang tetangga saya sebut saja sartono dan yanto. Kedua orang itu selama perjalanan pulang terlibat pembicaraan yang sangat seru dan menegangkan.

Yanto: "Sar, si Lia wes konangan nek jebule mung arep ngeruk bandhane faruq" (Sar, Lia sudah ketahuan kalau ternyata cuma mau ngeruk hartanya Faruq)

Sartono : "Loh, Kok iso konangan piye kui?" (Loh, kok bisa ketahuan gimana?)

Yanto : "soale direkam omongane nganggo hape" (soalnya direkam omongannya pake hape)

Sartono : "sokorr..sengit aku karo Lia kae, nek due bojo koyongunu, tak pegat ket mbiyen" (Sukurin, benci sekali aku sama Lia, kalau punya istri kayak dia, sudah tak ceraikan dari dulu)

dst...

Obrolan mereka begitu seru, semua emosi seakan tertumpah saking serunya. Tapi, saya hanya bisa "ndomblong", gak paham apa yang mereka bicarakan...

Kemudian, sampailah kami bertiga ke rumah mas sartono tadi. Mas Sartono punya sebuah warung kecil, dan mas yanto sekalian mampir membeli rokok. Ketika rokok di kasihkan oleh mas sartono..terjadi percakapan

Yanto: "syukron Sar.."
Sartono: "Toyib..toyib"

wah..saya semakin penasaran, kok pada pinter bahasa arab ya??

Sampai rumah, saya menceritakan kejadian tadi dengan istri...spontan istri saya tertawa terbahak-bahak...

setelah diusut lebih lanjut..ternyata yang mas yanto dan lek sartono obrolkan tadi, adalah cerita di sinetron "Muslimah" yang di puter di Indosiar. Sinetron itu mengambil setting di Arab Saudi, sehingga bertebaran dialog-dialog bahasa arab.

Owalaaaah pakdhe..pakdhe...

Ketoke wong tuo tuo, pothok..rupane sangar..tontonane kok yo sinetron...

dan saya ikut tertawa lepas...