19 Februari, 2009

Bersih Pangkal Kaya

kejadian ini berlangsung sudah cukup lama, ketika istri saya tertarik oleh sebuah etalase warung bakso di dekat perempatan kutu sebelah utara selokan mataram. Etalase tersebut menunjukkan butiran - butiran bakso yang besar-besar dan berwarna coklat mengkilat, seolah olah melambai-lambai untuk di makan. Dan godaan itu berhasil, mampirlah istri saya ke warung tersebut dan makan seporsi bakso.

Sehari setelah itu, istri saya kembali lewat di dekat warung tersebut, dan melihat penjual bakso sedang mencuci mangkok dan gelas di selokan mataram, di dekat orang yang sedang buang air besar. Mulai saat itu, istri saya mengangkat sumpah, tidak akan membeli bakso di warung itu lagi.

Ada cerita lain, suatu malam, ada penjual mie ayam keliling di desa saya, tetangga saya juga tertarik membeli. Tetapi setelah dicari cari, penjual mie ayam tersebut tidak kelihatan. Ternyata sang penjual sedang buang air kecil di kebon dekat cakruk (pos ronda). Desa saya memang masih banyak kebon kosong berpohon lebat. Melihat ada pembeli, sang penjual mie ayam segera menyelesaikan hajatnya, dan kembali ke gerobak mie ayam untuk melayani pembeli.

Tetangga saya kemudian berkata ketus "mas, aku rasido tuku. Gek gek mie ayame kecampuran uyuh" (mas, aku gak jadi beli, jangan jangan mie ayamnya kecampuran air kencing)

ah...ternyata bersih tidak hanya pangkal sehat, tetapi bagi pengusaha makanan, bersih adalah pangkal kaya.

0 comments: