11 September, 2008

Sup Kaldu Sayur Lodeh..Apapun namanya Deh!!!

Ada sup kaldu yang bumbunya dimakan dulu. Atau kalo anda penggemar sayur lodeh, itupun boleh. Kias ini dimaksudkan sebagai umpama atas ketergesaan menikmati sisi-sisi indah dalam hubungan dua jenis manusia, plus dan minus, pena dan kotak tinta, unta dan kandangnya…..laki laki dan perempuan. Tak hanya berakibat dosa yang menjanjikan siksa akhirat. Tapi kadang-kadang rasa pedih dan perih itu datangnya segera ketika kita masih didunia.

Ketika pacaran, mereka sudah menikmati semua bumbu yang seharusnya digunakan untuk penyedap kehidupan rumah tangga. Saling mencurahkan perasaan, berbagi, meredakan gelisah, memberi perhatian, pegangan, ciuman…. Dlldll..semua sudah. Pandangan kasih nan sayu, sentuhan mesra, kerapatan fisik, sandaran, singgungan dan tekanan kulit yang ternikmati..semua sudah. Pergi berdua, tamasya mesra, bertualang bersama..semuanya sudah!

Sungguh..lama-lama jiwa menjadi bosan. Takkan ada yang istimewa menjadi kenangan selama hidup di pernikahan malam pertama. Kalau semua sudah dilakukan..sekarang mau apa lagi?? Takkan ada lagi salah tingkah yang sangat mengasyikkan..tak akan lagi ada rasa malu yang sangat ketika baju sudah terbuka..ups…hehehhe

Kalau anda menikah dan pernah pacaran, anda akan membandingkan pacaran dengan pernikahan..dan sudah pasti..pacaran akan lebih indah, karena memang pacaran hanya mencari rasa yang indah. Lalu, jadilah kenangan pacaran sebagai penyesalan dalam hidup berumah tangga. Atau kalau anda membandingkan isteri/suami anda dengan pacar anda dulu, pasti pacar anda yang lebih sempurna. Ya..karena selama pacaran, hanya sifat baik yang ditunjukkan pada anda. Lha wong ketemu pacara dan anda belum mandi saja jarang..bahkan tidak pernah..beda dengan istri/suami anda..yang bahkan suara dengkurannya pun anda hafal :D

Berbeda dengan kenangan masa pacaran, kenangan hari hari pertama pernikahan menjadikan energi yang sangat kuat dalam jalinan ikatan suci.Karena ia juga mengajarkan qanaah (nrimo), ridho (maklum dan rela) dan ikhtiar tanpa membandingkan dengan siapapun dan apapun.

Nah sekarang, kalau ada sekerat daging, semangkuk air, kentang, wortel. Dan kemudian ada bumbu bawang putih, garam, merica, kecap, bawang goreng. Anda tinggal memilih…
1. mau memakan bumbunya (bawang, merica, garam, kecap, bawang goreng diblender trus di minum),
2. atau anda memilih memasaknya, kemudian memakan dalam keadaan panas dan sedap, dengan taburan bawang goreng yang mengundang selera?

Kalau anda memilih yang pertama…:D jangan-jangan anda pantas masuk rumah sakit jiwa wekekeke

3 comments:

Anonim mengatakan...

Ada sup kaldu yang bumbunya dimakan dulu. Atau kalo anda penggemar sayur lodeh, itupun boleh. Kias ini dimaksudkan sebagai umpama atas ketergesaan menikmati sisi-sisi indah dalam hubungan dua jenis manusia, plus dan minus, pena dan kotak tinta, unta dan kandangnya…..laki laki dan perempuan. Tak hanya berakibat dosa yang menjanjikan siksa akhirat. Tapi kadang-kadang rasa pedih dan perih itu datangnya segera ketika kita masih didunia.

Ketika pacaran, mereka sudah menikmati semua bumbu yang seharusnya digunakan untuk penyedap kehidupan rumah tangga. Saling mencurahkan perasaan, berbagi, meredakan gelisah, memberi perhatian, pegangan, ciuman…. Dlldll..semua sudah. Pandangan kasih nan sayu, sentuhan mesra, kerapatan fisik, sandaran, singgungan dan tekanan kulit yang ternikmati..semua sudah. Pergi berdua, tamasya mesra, bertualang bersama..semuanya sudah!

Sungguh..lama-lama jiwa menjadi bosan. Takkan ada yang istimewa menjadi kenangan selama hidup di pernikahan malam pertama. Kalau semua sudah dilakukan..sekarang mau apa lagi?? Takkan ada lagi salah tingkah yang sangat mengasyikkan..tak akan lagi ada rasa malu yang sangat ketika baju sudah terbuka..ups…hehehhe

Kalau anda menikah dan pernah pacaran, anda akan membandingkan pacaran dengan pernikahan..dan sudah pasti..pacaran akan lebih indah, karena memang pacaran hanya mencari rasa yang indah. Lalu, jadilah kenangan pacaran sebagai penyesalan dalam hidup berumah tangga. Atau kalau anda membandingkan isteri/suami anda dengan pacar anda dulu, pasti pacar anda yang lebih sempurna. Ya..karena selama pacaran, hanya sifat baik yang ditunjukkan pada anda. Lha wong ketemu pacara dan anda belum mandi saja jarang..bahkan tidak pernah..beda dengan istri/suami anda..yang bahkan suara dengkurannya pun anda hafal :D

Berbeda dengan kenangan masa pacaran, kenangan hari hari pertama pernikahan menjadikan energi yang sangat kuat dalam jalinan ikatan suci.Karena ia juga mengajarkan qanaah (nrimo), ridho (maklum dan rela) dan ikhtiar tanpa membandingkan dengan siapapun dan apapun.

Nah sekarang, kalau ada sekerat daging, semangkuk air, kentang, wortel. Dan kemudian ada bumbu bawang putih, garam, merica, kecap, bawang goreng. Anda tinggal memilih…
1. mau memakan bumbunya (bawang, merica, garam, kecap, bawang goreng diblender trus di minum),
2. atau anda memilih memasaknya, kemudian memakan dalam keadaan panas dan sedap, dengan taburan bawang goreng yang mengundang selera?

Kalau anda memilih yang pertama…:D jangan-jangan anda pantas masuk rumah sakit jiwa wekekeke

parto_sentono mengatakan...

Ada sup kaldu yang bumbunya dimakan dulu. Atau kalo anda penggemar sayur lodeh, itupun boleh. Kias ini dimaksudkan sebagai umpama atas ketergesaan menikmati sisi-sisi indah dalam hubungan dua jenis manusia, plus dan minus, pena dan kotak tinta, unta dan kandangnya…..laki laki dan perempuan. Tak hanya berakibat dosa yang menjanjikan siksa akhirat. Tapi kadang-kadang rasa pedih dan perih itu datangnya segera ketika kita masih didunia.

Ketika pacaran, mereka sudah menikmati semua bumbu yang seharusnya digunakan untuk penyedap kehidupan rumah tangga. Saling mencurahkan perasaan, berbagi, meredakan gelisah, memberi perhatian, pegangan, ciuman…. Dlldll..semua sudah. Pandangan kasih nan sayu, sentuhan mesra, kerapatan fisik, sandaran, singgungan dan tekanan kulit yang ternikmati..semua sudah. Pergi berdua, tamasya mesra, bertualang bersama..semuanya sudah!

Sungguh..lama-lama jiwa menjadi bosan. Takkan ada yang istimewa menjadi kenangan selama hidup di pernikahan malam pertama. Kalau semua sudah dilakukan..sekarang mau apa lagi?? Takkan ada lagi salah tingkah yang sangat mengasyikkan..tak akan lagi ada rasa malu yang sangat ketika baju sudah terbuka..ups…hehehhe

Kalau anda menikah dan pernah pacaran, anda akan membandingkan pacaran dengan pernikahan..dan sudah pasti..pacaran akan lebih indah, karena memang pacaran hanya mencari rasa yang indah. Lalu, jadilah kenangan pacaran sebagai penyesalan dalam hidup berumah tangga. Atau kalau anda membandingkan isteri/suami anda dengan pacar anda dulu, pasti pacar anda yang lebih sempurna. Ya..karena selama pacaran, hanya sifat baik yang ditunjukkan pada anda. Lha wong ketemu pacara dan anda belum mandi saja jarang..bahkan tidak pernah..beda dengan istri/suami anda..yang bahkan suara dengkurannya pun anda hafal :D

Berbeda dengan kenangan masa pacaran, kenangan hari hari pertama pernikahan menjadikan energi yang sangat kuat dalam jalinan ikatan suci.Karena ia juga mengajarkan qanaah (nrimo), ridho (maklum dan rela) dan ikhtiar tanpa membandingkan dengan siapapun dan apapun.

Nah sekarang, kalau ada sekerat daging, semangkuk air, kentang, wortel. Dan kemudian ada bumbu bawang putih, garam, merica, kecap, bawang goreng. Anda tinggal memilih…
1. mau memakan bumbunya (bawang, merica, garam, kecap, bawang goreng diblender trus di minum),
2. atau anda memilih memasaknya, kemudian memakan dalam keadaan panas dan sedap, dengan taburan bawang goreng yang mengundang selera?

Kalau anda memilih yang pertama…:D jangan-jangan anda pantas masuk rumah sakit jiwa wekekeke

Anonim mengatakan...

Ada sup kaldu yang bumbunya dimakan dulu. Atau kalo anda penggemar sayur lodeh, itupun boleh. Kias ini dimaksudkan sebagai umpama atas ketergesaan menikmati sisi-sisi indah dalam hubungan dua jenis manusia, plus dan minus, pena dan kotak tinta, unta dan kandangnya…..laki laki dan perempuan. Tak hanya berakibat dosa yang menjanjikan siksa akhirat. Tapi kadang-kadang rasa pedih dan perih itu datangnya segera ketika kita masih didunia.

Ketika pacaran, mereka sudah menikmati semua bumbu yang seharusnya digunakan untuk penyedap kehidupan rumah tangga. Saling mencurahkan perasaan, berbagi, meredakan gelisah, memberi perhatian, pegangan, ciuman…. Dlldll..semua sudah. Pandangan kasih nan sayu, sentuhan mesra, kerapatan fisik, sandaran, singgungan dan tekanan kulit yang ternikmati..semua sudah. Pergi berdua, tamasya mesra, bertualang bersama..semuanya sudah!

Sungguh..lama-lama jiwa menjadi bosan. Takkan ada yang istimewa menjadi kenangan selama hidup di pernikahan malam pertama. Kalau semua sudah dilakukan..sekarang mau apa lagi?? Takkan ada lagi salah tingkah yang sangat mengasyikkan..tak akan lagi ada rasa malu yang sangat ketika baju sudah terbuka..ups…hehehhe

Kalau anda menikah dan pernah pacaran, anda akan membandingkan pacaran dengan pernikahan..dan sudah pasti..pacaran akan lebih indah, karena memang pacaran hanya mencari rasa yang indah. Lalu, jadilah kenangan pacaran sebagai penyesalan dalam hidup berumah tangga. Atau kalau anda membandingkan isteri/suami anda dengan pacar anda dulu, pasti pacar anda yang lebih sempurna. Ya..karena selama pacaran, hanya sifat baik yang ditunjukkan pada anda. Lha wong ketemu pacara dan anda belum mandi saja jarang..bahkan tidak pernah..beda dengan istri/suami anda..yang bahkan suara dengkurannya pun anda hafal :D

Berbeda dengan kenangan masa pacaran, kenangan hari hari pertama pernikahan menjadikan energi yang sangat kuat dalam jalinan ikatan suci.Karena ia juga mengajarkan qanaah (nrimo), ridho (maklum dan rela) dan ikhtiar tanpa membandingkan dengan siapapun dan apapun.

Nah sekarang, kalau ada sekerat daging, semangkuk air, kentang, wortel. Dan kemudian ada bumbu bawang putih, garam, merica, kecap, bawang goreng. Anda tinggal memilih…
1. mau memakan bumbunya (bawang, merica, garam, kecap, bawang goreng diblender trus di minum),
2. atau anda memilih memasaknya, kemudian memakan dalam keadaan panas dan sedap, dengan taburan bawang goreng yang mengundang selera?

Kalau anda memilih yang pertama…:D jangan-jangan anda pantas masuk rumah sakit jiwa wekekeke