02 Maret, 2009

hanya satu kata ..RUMIT!!




Beberapa waktu yang lalu, saya di beri contoh kartu suara pemilu legislatif 2009 oleh seorang teman saya seorang aktifis partai tertentu (sekarang sudah berubah menjadi partai tententu sejahtera karena 1999 tidak lolos elctoral thershold).

Sebenarnya kurang tepat jika di sebut kartu, karena kartu kesannya kecil dan tebal. Kartu suara pemilu 2009 lebih tepat di sebut "poster". Bueesar banget, tulisannya kecil kecil dan tidak ada foto caleg.

Beberapa hal segera berkelebat di benak saya. Harga ngeprint warna satu lembar kertas Kwarto sekarang ini minimal 1000 rupiah. Padahal mungkin saja kartu suara pemilu legislatif 2009 mungkin berukuran lebih besar dari A3 (Double kuarto). Yang jadi pertanyaan..berapa harga satu lembar kartu suara tersebut, kemudian, berapa biaya untuk mencetak semua kartu suara di seluruh Indonesia??? Demokrasi memang mahal..makanya saya tidak pernah setuju dengan demokrasi hehhehee

Yang jadi persoalan juga, ukuran bilik standar dari KPU kecil sekali, bahkan lebih kecil dadi ukuran toilet di rumah sangat sederhana. Ah..bisa di bayangkan, dalam bilik yang kecil, kita dipaksa membuka lembaran besar seperti itu..pasti belibet dan nyebai...

Untung saja mbah parto sentono kakek saya tidak ikutan pemilu karena sudah almarhum..coba kalau beliau ikut..pasti pusing sambil bilang "le..iki kertase di kapakke??" (le..ini kertasnya di apain?) karena caleg dalam kartu suara tersebut tidak ada fotonya.

Belum lagi kotak suara yang kabarnya berlubang kecil..sehingga dimungkinkan kartu suara tidak bisa/sulit masuk ke dalam kotak suara...atau mungkin semua kartu tidak muat dalam kotak suara karena kapasitas yang terlalu kecil...

Memang benar kata salah satu anggota KPU, bahwa pemilu di Indonesia paling rumit sedunia.

3 comments:

Cebong Ipiet mengatakan...




Beberapa waktu yang lalu, saya di beri contoh kartu suara pemilu legislatif 2009 oleh seorang teman saya seorang aktifis partai tertentu (sekarang sudah berubah menjadi partai tententu sejahtera karena 1999 tidak lolos elctoral thershold).

Sebenarnya kurang tepat jika di sebut kartu, karena kartu kesannya kecil dan tebal. Kartu suara pemilu 2009 lebih tepat di sebut "poster". Bueesar banget, tulisannya kecil kecil dan tidak ada foto caleg.

Beberapa hal segera berkelebat di benak saya. Harga ngeprint warna satu lembar kertas Kwarto sekarang ini minimal 1000 rupiah. Padahal mungkin saja kartu suara pemilu legislatif 2009 mungkin berukuran lebih besar dari A3 (Double kuarto). Yang jadi pertanyaan..berapa harga satu lembar kartu suara tersebut, kemudian, berapa biaya untuk mencetak semua kartu suara di seluruh Indonesia??? Demokrasi memang mahal..makanya saya tidak pernah setuju dengan demokrasi hehhehee

Yang jadi persoalan juga, ukuran bilik standar dari KPU kecil sekali, bahkan lebih kecil dadi ukuran toilet di rumah sangat sederhana. Ah..bisa di bayangkan, dalam bilik yang kecil, kita dipaksa membuka lembaran besar seperti itu..pasti belibet dan nyebai...

Untung saja mbah parto sentono kakek saya tidak ikutan pemilu karena sudah almarhum..coba kalau beliau ikut..pasti pusing sambil bilang "le..iki kertase di kapakke??" (le..ini kertasnya di apain?) karena caleg dalam kartu suara tersebut tidak ada fotonya.

Belum lagi kotak suara yang kabarnya berlubang kecil..sehingga dimungkinkan kartu suara tidak bisa/sulit masuk ke dalam kotak suara...atau mungkin semua kartu tidak muat dalam kotak suara karena kapasitas yang terlalu kecil...

Memang benar kata salah satu anggota KPU, bahwa pemilu di Indonesia paling rumit sedunia.

parto_sentono mengatakan...




Beberapa waktu yang lalu, saya di beri contoh kartu suara pemilu legislatif 2009 oleh seorang teman saya seorang aktifis partai tertentu (sekarang sudah berubah menjadi partai tententu sejahtera karena 1999 tidak lolos elctoral thershold).

Sebenarnya kurang tepat jika di sebut kartu, karena kartu kesannya kecil dan tebal. Kartu suara pemilu 2009 lebih tepat di sebut "poster". Bueesar banget, tulisannya kecil kecil dan tidak ada foto caleg.

Beberapa hal segera berkelebat di benak saya. Harga ngeprint warna satu lembar kertas Kwarto sekarang ini minimal 1000 rupiah. Padahal mungkin saja kartu suara pemilu legislatif 2009 mungkin berukuran lebih besar dari A3 (Double kuarto). Yang jadi pertanyaan..berapa harga satu lembar kartu suara tersebut, kemudian, berapa biaya untuk mencetak semua kartu suara di seluruh Indonesia??? Demokrasi memang mahal..makanya saya tidak pernah setuju dengan demokrasi hehhehee

Yang jadi persoalan juga, ukuran bilik standar dari KPU kecil sekali, bahkan lebih kecil dadi ukuran toilet di rumah sangat sederhana. Ah..bisa di bayangkan, dalam bilik yang kecil, kita dipaksa membuka lembaran besar seperti itu..pasti belibet dan nyebai...

Untung saja mbah parto sentono kakek saya tidak ikutan pemilu karena sudah almarhum..coba kalau beliau ikut..pasti pusing sambil bilang "le..iki kertase di kapakke??" (le..ini kertasnya di apain?) karena caleg dalam kartu suara tersebut tidak ada fotonya.

Belum lagi kotak suara yang kabarnya berlubang kecil..sehingga dimungkinkan kartu suara tidak bisa/sulit masuk ke dalam kotak suara...atau mungkin semua kartu tidak muat dalam kotak suara karena kapasitas yang terlalu kecil...

Memang benar kata salah satu anggota KPU, bahwa pemilu di Indonesia paling rumit sedunia.

Anonim mengatakan...




Beberapa waktu yang lalu, saya di beri contoh kartu suara pemilu legislatif 2009 oleh seorang teman saya seorang aktifis partai tertentu (sekarang sudah berubah menjadi partai tententu sejahtera karena 1999 tidak lolos elctoral thershold).

Sebenarnya kurang tepat jika di sebut kartu, karena kartu kesannya kecil dan tebal. Kartu suara pemilu 2009 lebih tepat di sebut "poster". Bueesar banget, tulisannya kecil kecil dan tidak ada foto caleg.

Beberapa hal segera berkelebat di benak saya. Harga ngeprint warna satu lembar kertas Kwarto sekarang ini minimal 1000 rupiah. Padahal mungkin saja kartu suara pemilu legislatif 2009 mungkin berukuran lebih besar dari A3 (Double kuarto). Yang jadi pertanyaan..berapa harga satu lembar kartu suara tersebut, kemudian, berapa biaya untuk mencetak semua kartu suara di seluruh Indonesia??? Demokrasi memang mahal..makanya saya tidak pernah setuju dengan demokrasi hehhehee

Yang jadi persoalan juga, ukuran bilik standar dari KPU kecil sekali, bahkan lebih kecil dadi ukuran toilet di rumah sangat sederhana. Ah..bisa di bayangkan, dalam bilik yang kecil, kita dipaksa membuka lembaran besar seperti itu..pasti belibet dan nyebai...

Untung saja mbah parto sentono kakek saya tidak ikutan pemilu karena sudah almarhum..coba kalau beliau ikut..pasti pusing sambil bilang "le..iki kertase di kapakke??" (le..ini kertasnya di apain?) karena caleg dalam kartu suara tersebut tidak ada fotonya.

Belum lagi kotak suara yang kabarnya berlubang kecil..sehingga dimungkinkan kartu suara tidak bisa/sulit masuk ke dalam kotak suara...atau mungkin semua kartu tidak muat dalam kotak suara karena kapasitas yang terlalu kecil...

Memang benar kata salah satu anggota KPU, bahwa pemilu di Indonesia paling rumit sedunia.