26 Agustus, 2008

ALUR PERAYAAN CINTA

dedicate for: Buwono rizki

Kalau anda perhatikan, hampir dalam setiap undangan nikah (yang muslim), selalu tertuang Surat Arruum ayat 21. “Dan diantara tanda tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untuk kalian dari anfus (jiwa-jiwa) kalian sendiri, azwaaja (pasangan hidup), supaya kalian ber-sakinah kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kalian mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
...
Kalau kita perhatikan, ayat itulah yang seharusnya kita jadikan plot (alur) dalam merayakan yang namanya cinta. Sedihnya lagi, kebanyakan para calon manten yang mencantumkan dengan tinta emas ayat tersebut dalam undangan nikahnya tidak mengetahui dan menghayati maknanya.

Ringkasnya, ada beberapa kata kunci dalam ayat ini.

1. Min anfusikum. Dari jiwa-jiwa kalian. Artinya, hal pertama yang dibicarakan AL Qur’an tentang pernikahan dua manusia adalah kesejiwaan. Ruh itu, kata Nabi seperti tentara. Jika kodenya sama, maka sandinya akan nyambung, walaupun belum saling melihat, mereka akan sepakat. Nah kalo ada tentara gak nyambung kodenya, ya udah..tembak dulu..urusan belakangan, lha wong kodenya aja gak nyambung. Karena itulah, tanpa membina hubungan lama-lama untuk “penjajagan”, simbah-simbah kita dahulu tetap langgeng sampai akhir hayat, karena kesamaan kode ..misalnya untuk taat dan berbakti kepada orang tua. Nah, apa sih kode dan sandi untuk ruh? Adalah komitmen kepada Allah dan agamanya.itu saja. Itulah kesejiwaan.


2. Azwaajan. Pasangan hidup. Tak perlu berlama-lama, sesudah kesesuaian jiwa, AL Qur’an segera mengatakan bahwa mereka menjadi suami-istri. Kita sering mendengar istilah “ kita harus mencari pasangan yang tepat, maka hubungan akan berhasil.” Sekarang pola pikir harus dibalik menjadi “berhentilah mencari pasangan yang tepat, dan jadikanlah orang disamping anda yang hebat untuk menjadi pasangan yang tepat” . Kalau sudah begitu, pilihan hanya menjadi dua: Menikahi orang dicintai atau mencintai orang yang dinikahi! Yang pertama adalah kemungkinan, sedangkan yang kedua adalah kewajiban.


3. Litaskunuu ilaiha. Supaya kalian tentram, tenang, padanya. Unik sekali. Kata hubung yang dipakai adalah lam (li) yang menunjukkan otomatis. Kata Allah, kalau pernikahan diawali dengan kesejiwaan, maka otomatis, sang suami akan merasakan ketentraman pad istrinya, dan seorang istri akan merasakan ketenangan pada suaminya. Lho?? Kok banyak rumah tangga tidak sakinah (tentram)?? Mungkin karena tidak dimulai dari kesejiwaan sehingga untuk sekedar tenteram saja susahnya minta mapun. Apa sih sakinah itu? Sederhananya, sakinah adalah yang menjadikan pernikahan sebagai separuh agama. Dengannya, orang bisa mengoptimalkan potensinya menjadi hamba Allah, khalifah (pengelola untuk kemaslahatan alam semesta). Tenteram karena gejolak syahwat sudah ada salurannya, tenang karena ada “sahabat” yang menenangkan dan siap mendukung perjuangan.


4. Wa ja’ala baiakum mawaddatan. Kemudian ada yang harus diproses, diupayakan, yakni mawaddah. Mawaddah itu apa ya?? Wah..dalam bahasa Indonesia susah diartikan, karena memang tidak ada kosakata yang pas. Untuk menyebut cinta, bahasa Indonesia hanya mempunyai satu kosakata, sedangkan bahasa arab punya 14 kosakata, dan tiap kosakata mempunyai “rasa” tersendiri. Mudahnya, mawaddah adalah cinta yang erotis-romantis. Bentuknya bisa ekspresi paling batin sampai paling dhahir (fisik) Dari yang emosional sampai yang seksual.


5. Waja’ala bainakum rahmatan. Yang harus diupayakan bukan hanya cinta Mawaddah, tapi juga rahmah. Ini termasuk cinta juga lho, bukan sekedar kasih sayang. Cinta macam mana pula “rahmah” itu?? Cinta ini seperti dalam lagu “kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagaikan surya menyinari dunia” hehehhee. Inilah cinta yang memberi, bukan menunggu, berkorban, bukan menuntut, berinisiatif, bukan menunggu, dan bersedia, bukan berharap-harap. Cinta semacam ini oleh para psikolog disebut “motherly love” atau cinta keibuan.

Nah, sekilas inilah rukun (alur) perayaan cinta yang dituntunkan dalam Al Qur’an. JIka kita mendesain perayaan cinta dengan alur seperti ini, insyaaAllah, pernikahan anda akan sukses sampai akhirat.

Sebentar-sebentar..kok banyak pernikahan yang error?? Nah..biasanya karena plot nya kacau. Pernikahan tidak dimulai dari kesejiwaan, tetapi justru dengan mawaddah. Sebelum menikah, mereka sudah menikmati cinta yang erotis – romantis. Makanya..jangan dulu..mawaddah tuh belakangan setelah kesesuaian jiwa, pernikahan dan ketenangan. Mungkin sebabnya, mungkin lho..sudah tidak ada rasa penasaran, lha semua udah tahu, termasuk jumlah tahi lalat di tubuh aja tahu….apa yang bikin penasaran lagi coba? wekekkekeke

*dari berbagai sumber

22 Agustus, 2008

Mari berpikir solutif

Suatu saat, saya ditanya oleh tetangga saya. Beliau menanyakan tentang boleh tidaknya melaksanakan aqiqah ketika usia sudah besar (dalam hal ini anaknya sudah smp). Terus terang, sepengetahuan saya, aqiqah dilaksanakan ketika anak berusia 7, 14, 21 hari. di luar itu, wallahua'lam, saya kurang begitu paham, karena para ulama pun berbeda pendapat mengenai hal ini.

Dalam tulisan ini saya tidak ingin menyoroti tentang hiruk pikuk masalah fiqih, karena memang bukan porsi saya (aku sopo sih wekekek). Saya hanya berniat menyoroti tentang pola pikir salah yang selama ini menjadi penyakit menular yang berbahaya yang menggerogoti sendi sendi umat islam. Pola pikir tersebut adalah "pola pikir tanpa solusi".

Contoh dalam masalah akikah tadi. Kita terlalu berkutat dengan masalah "boleh tidaknya aqiqah ketika sudah dewasa" kita sibuk mencari pendapat ulama ini, pendapat ulama itu, sibuk mencari dalil-dalil yang mendukung alasan kita.

Padahal, pada jaman Rosulullah SAW, hampir setiap orang bisa melaksanakan aqiqah, semiskin apapun dia, sehingga permasalahan "boleh enggak kalo aqiqah pas usah gedhe", hampir tidak pernah muncul ke permukaan. Karena, pada jaman keemasan islam tersebut, ketika ada bayi lahir dari keluarga miskin, tetangga-tetangga langsung berlomba-lomba untuk meringankan beban keluarga yang bersangkutan. Ada yang menyumbang satu dirham, ada yang menyumbang tenaga, ada yang meberi kambing dll.

Itulah yang saya sebut pola pikir solutif. Bagaimana kita berpikir "bagaimana menyelesaikan masalah", bukan "bagaimana cara menghakimi sesuatu yang bermasalah".

Ketika Tsa'labah memohon kepada Rosulullah agar di doakan menjadi orang kaya, oleh Rosulullah, selain di doakan, juga di beri seekor kambing betina yang sedang hamil. Itulah solusi, dicontohkan nyata oleh teladan seluruh alam, Rosulullah Muhammad SAW.

Mari kita berpikir, bagaimana tetangga kita yang miskin, bisa hidup dengan layak, bukan menyalahkan "kebodohannya" mencari nafkah. Mari kita berpikir, bagaimana agar sampah bisa dikelola dengan baik, bukan menyalahkan pemerintah yang kekurangan armada truk pengangkut sampah. Mari kita berpikir, bagaimana cara tetangga kita yang belum menikah agar segera menikah, bukan menyalahkan "wajahnya" yang kebetulan "tidak menjual". dan banyak lagi contoh yang bisa kita pikirkan bagaimana solusinya.

Wallahua'lam bishowab

15 Agustus, 2008

Khutbah Rosulullah Menyambut bulan Ramadhan


"Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah denganmembawa barokah, rahmah, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia padasisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang palingutama.Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demijamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamudiundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya.
Pada bulan ini nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmuditerima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabb-mudengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untukmelakukan shaum dan membaca kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yangagung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dankehausan pada hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda. Sambungkanlah talisilaturahmimu. Jagalah lidahmu. Tahanlah pandanganmu dari apa yang tidakhalal kamu memandangnya. (Tahanlah pula) pendengaranmu dari apa yangtidak halal kamu mendengarkannya. Kasihilah anak-anak yatim, niscayaanak-anak yatimmu (akan) dikasihi manusia.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganuntuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang palingutama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuhkasih. Dia menjawab mereka ketika menyeru-Nya, menyambut mereka ketikamereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoakepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya (disebabkan) diri kalian tergadai karenaamal-amal kalian, maka bebaskanlah dengan istighfar. (Karena)punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlahdengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah Ta'ala bersumpah dengansegala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yangshalat dan sujud dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada harimanusia berdiri di hadapan Rabbul 'Alamin.
Wahai manusia ! Barang siapa di antaramu memberi (makanan) untuk berbukakepada orang-orang mukmin yang melaksanakan shaum pada bulan ini, makapada sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan iadiberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu."Para sahabat bertanya, "Ya,Rasulullah, kami semua tidaklah mampu berbuat demikian." Rasulullahmeneruskan khutbahnya. "Jagalah diri kalian dari api neraka walaupunhanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walaupunhanya dengan seteguk air.
Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya pada bulan ini ,dia akan berhasil melewati shirath pada hari ketika kaki-kakitergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yangdimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) pada bulan ini, Allahakan meringankan pemeriksaan-Nya pada hari kiamat. Barang siapa yangmenahan kejelekannya pada bulan ini Allah akan menahan murka-Nya padahari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim padabulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan pada bulan ini, Allah akanmenghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.Barang siapa memutuskan kekeluargaan pada bulan ini, Allah akanmemutuskan dari rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunnah pada bulan ini, Allah akan menuliskanbaginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa melakukan shalat fardhu,baginya ganjaran seperti melakukan tujuh puluh shalat fardhu pada bulanyang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, makamintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu.Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabb-mu agar tidakakan pernah dibukakan bagimu. Syetan-syetan terbelenggu, maka mintalahagar mereka tidak lagi pernah menguasaimu."Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, berdiri dan berkata, "YaRasulullah, apa amal yang paling utama pada bulan ini ?" "Ya, AbuAl-Hasan, amal yang paling utama pada bulan ini adalah menjaga diri dariapa yang diharamkan Allah." Jawab Nabi SAW.

10 Agustus, 2008

Diponegoro (sejarah manis bagian 3)

Tiga puluh tahun setelah mangkatnya Hamengkubuwono I, kesultanan yang ditinggalkannya mulai bergolak untuk melahirkan pahlawan baru, Cicitnya, Diponegoro, yang telah dua kali menolak ditawari menjadi Hamengkubuwono IV, yang memimpin perlawanan paling berdarah terhadap Belanda, memakai gelar yang sangat menarik dalam pentahbisan Sultan di Matesih; “Abdul Hamid Herucakra Kabirul Mukmin Sayidin Panatagaming Jawa Khalifat Rosulillah Sain.

Mengapa memilih nama “Abdul Hamid”? Polycarpus Swantoro dalam Dari Buku ke Buku Sambung Menyambung Menjadi Satu, Saleh As’ad Djamhari dalam disertasinya yang berjudul Strategi Menjinakan Diponegoro sepakat, bahwa Diponegoro lahir di masa pemerintahan Sultan Hamid I di Turki ‘Utsmaniyah. Kata ‘Sain’, menurut Swantoro, kemungkinan adalah pengucapan jawa atas kata Arab Ats Tsanii, yang berarti ‘yang kedua’. Penambahan Kabirul Mukmin juga menarik, ditambah lagi penggantian kata Khalifatullah dengan Khalifat Rosulillah. Ini menunjukkan pengaruh riwayat hadits yang lebih dalam. Adakah Diponegoro pernah mendengan atsar Abu Bakr, “Khalifatullah hanyalah Dawud ‘Alaihissalam”?

Nah, lebih menraik lagi fakta yang disampaikan Djamhari, bahwa hirearkis kepangkatan, susunan militer, pakaian seragam, bahkan nama korps dalam pasukan Diponegoro sangat jauh dari bau Jawa maupun Eropa. Misalnya, Diponegoro didampingi oleh empat alibasah. Mereka membawahi beberapa basah. Dan Komandan terendahnya disebut Angadaulah dan Dulah. Itu, tentu saja adalah pengucapan jawa untul kata turki Ali Pasha, Pasha, dan Agha Daulah. Dalam barisan ini ada korps Bulkiya, Turkiya, dan Borjomu’ah. Nah, yang ini persis dengan susunan militer Janissarie, pasukan elite Sultan Turki.

Kalau ingin melihat seragam prajurit Diponegoro, tergambar jelas dalam lukisan Raden Saleh berjudul Historiche Tableu, die Gefangennachmen des Javanischen Haupttling Diepo Negoro – yang mewakili nasionalisme kita- dan bahkan lukisan karya nicolaas pieneman- yang menjadi versi resmi Pemerintah Belanda- sangat santri, dan sangat tidak “njawani”. Yang ini dibahas dalam buku Peter B. Carey, Asal-usul Perang Jawa.

Darimana Diponegoro memahami hal-hal ini? Djamhari pun belum bisa memastikan, kecuali catatan kabur tentang berlabuhnya tiga kapal raksasa di pantai selatan jawadi saat perang sedang ramai ramainya. Yang, pangeran dari Kesultanan Yogyakarta ini sejak kecil sangat dekat dengan para ‘Ulama. Kalau kita menonton film Kingdom of Heaven garapan Ridley Scott, terlihat bahwa disamping Shalahuddin selalu berdiri seorang ‘Ulama muda yang penuh dengan semangat Jihad, yang kadang mendebat sengit bila Shalahuddin berbicara tentang perdamaian. Seperti Salahuddin, Diponegoro punya Kiai Mojo. Simak saja jawaban sang ‘Alim berwajah tampan ini yang tersurat dalam babad ketika menjawab tawaran damai Jenderal De Kock.

Ngantepi Islam Samya
Nglampahi parentah dalil
Ing Qur’an pan Ayat Katal

Bersama memantapkan Islamnya
Melaksanakan perintah dalil
Dalam Al-Qur’an Surat At Taubah

Selesai
Disadur secara bebas dari bukunya mas Salim A Fillah

09 Agustus, 2008

menjelang agak pahit (sejarah manis bagian2)

Keterputusan hubungan agaknya membuat mataram –pelanjutDemak dan Pajang- diperintah bukan oleh orang bergelar Sultan Tetapi Panembahan. Hingga Panembahan Hanyokrokusumo dengan itikad sangat baik pada tahun 1641 mengirim dutanya kepada Sultan Rum –begitu Sultan – sultan ‘Utsmani dikenal di Nusantara- untuk mendapat pengesahan gelar sultan. Dan itu artinya Mataram kembali mendudukkan diri sebagai bawahan dari superstate Kesultanan ‘Utsmaniyah. Lihatlah lukisan sejarah penyerbuan Batavia tahun 1628 – 1629, yang mahkotanya sangat kentara sebagai ‘tarbusy’, topi khas Turki.

Hubungan ini terputus lagi. Pengganti Sultan Agung, Amangkurat I, yang dalam Babad dikisahkan membantai ribuan orang termasuk ratusan ‘Ulama Giri, dan melewati mayat-mayat bergelimang darah dengan menyingsingkan kainnya menggunakan gelar khas Jawa; Susuhunan, artinya ‘yang dimohon”

Seabad kemudian, dengan mendandani seorang pelaut arab yang terdampar di pantai utara Jawa sebagai ‘utusan Sultan Ruu’, Belanda mengakhiri perang yang dikobarkan oleh Pangeran Mangkubumi. Utusan palsu itu meyakinkan sang pangeran bahwa Sultan Rum akan memberikan gelar Sultan kepadanya, sebagai ahli waris Sultan Agung jika dia mengakhiri perang dan menerima perjanjian Giyanti. Maka berdirilah Kesultanan Yogyakarta dengan legalitas dari ‘Sultan Rum, dari negara atas angin. Gelar ‘Sultan’ yang diikuti kata-kata ‘Abdurrahman, Sayidin Panatagama, Khalifatullah Tanah Jawa kembali bergema.

Bersambung…

08 Agustus, 2008

Sejarah manis

Bagian 1

Arti karya Denys Lombard, Le sultanat d’ atjeh au temps d’ Iskandar muda (1607-1636), terutama tentu untuk meruntuhkah asumsi serampangan Snouck Hurgonje dalam De Atjehers yang menyebut kejayaan Aceh zaman iskandar Muda hanyalah dongeng. Ketika Lombard melakukan penelitian dan mempublikasikannya di tahun 1963, buku Snouck masih merupakan “kitab suci” tentang studi Aceh.Oh, tapi lebih penting lagi, dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia, ilustratornya, atas ijin The Bodleian Library, University of Oxford, memilih surat Iskandar muda pada raja James I dari inggris yang bertanda tangan tahun 1615 sebagai latar sampul. Wah!!

Aceh sangat kuat dalam hal politik luar negeri. Memang wilayah daratnya “hanya” membentang dari Johor, Pahang, dan kedah di malaya, hingga Deli, Barus, Tiku, dan Pariaman di Sumatera Utara dan Barat. Tetapi seorang sejarawan sempat menyebut, Samudra Hindia seluruhnya, hingga pantai madagascar dan laut Arab, berada di bawah pengawasan angkatan laut Aceh. Tak heran, kita bisa menelisik sumber sejarah akurat tentang korespondensi intents Iskandar Muda dengan Inggris, Perancis dan terutama super-state Islam ketika itu, Kesultanan Turki 'Utsmani.

Jika Kesultanan Aceh Daarus Salaam memilih menjadi mitra bagi Kesultanan ‘Utsmani, maka tidak demikian dengan kesultanan-kesultanan di Jawa. Mulanya memang dakwah Jawa di desain oleh sultan Muhammad II dari Turki dengan mengirim beberapa ‘Ulama. Ulama ulama tersebut menjadi wali sana, penguasa wilayah-wilayah kecil; Ampel, Gresik, Kudus, Muria. Kata “wali”, kita sering mendengar dalam sejarah Khulafaurr Rasyidin berarti kepala wilayah. Kitapun masih punya istilah “walikota”. Mungkin terpeleset lidah sekaligus mistisasi angka sembilan sehingga ulama itu disebut Wali Sanga. Yang jelas sana – sana itu bergabung membentuk Kesultanan Demak.

Bersambung..

07 Agustus, 2008

TUHAN TIDAK BUTUH SEMBAHYANG MANUSIA

“dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizqi sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberiku makan” (Adzaariyaat 56-57)

Ada kalimat yang terlalu sering muncul dalam catatan pinggir Goenawan Mohammad akhir-akhir ini. “TUHAN TIDAK BUTUH SEMBAHYANG MANUSIA”. Dia benar, tetapi kalimat yang benar sering kali tidak menuju ke suatu kebenaran, bahkan bisa mengandung, melahirkan dan menyusui kebathilan.

Saya pribadi kagum dengan tulisan-tulisan Pak Gun serta keluasan referensinya. Tetapi kenapa Pak Gun menegaskan ayat ke 57 dengan me-negasi-kan ayat ke 56? Tentu saja saya samasekali tidak ingin menghakimi. Toh Pak Gun dan teman2 di komunitas Utan Kayu tidak suka hakim-hakiman. Mesti tanpa sadar (atau sadar/setengah sadar ya? :D) kalian sering melakukannya. Bahkan pada Allah. Seperti komentar beliau tentang tsunami di aceh, “Tuhanku bukan tuhan yang kejam dan menghukum”

Atau seperti ketika Abdul Moqsit Ghozali menulis tentang “tuhannya kaum fundamentalis” dan “tuhannya kaum sufi”. Tuhannya kaum fundamentalis menurutnya adalah tuhan yang memiliki nama dan sifat Al-jabaar (maha memaksa), al-mutakabbir (maha membanggakan diri) dan seterusnya yang dibajak dari asmaul husna. Sedangkan tuhan kaum sufi adalah tuhan yang Arrahmaan (maha pengasih), Arrahiim (Maha penyayang) dan sejenisnya dalam asmaul husna, maka ..kata moqsit.. sudah sepantasnya untuk adab ini manusia memilih Tuhan yang lebih ramah (asli ngakak pas baca yang ini wakakkaka).

Yang menjadi pertanyaan, apa bila semua memang sifat Allah, mengapa pak moqsit harus memvonis menjadi dua, dan memilih satu sisi saja??

Satu hal yang saya tangkap dari tulisan Pak Gun dan kawan2 di komunitas Utan kayu, yaitu, “bila Tuhan begitu ramah, ngapain takut sama Tuhan?? buat apa mentaati syariat-syariatnya?

Jikalau kalimat “TUHAN TIDAK BUTUH SEMBAHYANG MANUSIA” dibalik maknanya, Pak Gun…mungkin lho ya..ingin mengatakan, buat apa kita sholat kalo tuhan saja tidak butuh?” wekekke..mungkin lho….maka dari kalimat yang “benar” tersebut akan mucul persepsi bathil yang bisa berakibat fatal kepada pemahaman islam yang menyeluruh.


Maaf lho pak gun, saya cuman orang bodoh :D

*dari beberapa sumber

05 Agustus, 2008

BUKAN TERMINAL PEMBERHENTIAN

Menikah adalah keindahan, kecuali bagi mereka yang menganggapnya suatu beban. Rumah tangga adalah kemualiaan, kecuali bagi mereka yang menganggapnya sebagai rutinitas tanpa makna. Menikah merupakan perjuangan, kecuali bagi mereka yang menganggapnya sebagai buah yang dipetik dari suatu istirahat panjang yang bernama aktivitas bujangan.

“Sebentar dulu, saya belum mapan”
“Jangan tergesa-gesa, belum ada pekerjaan tetap”
“kamu tuh hiperseks, masak yang dipikir cuma menikah doang, cari pekerjaan dulu, punya rumah, punya gaji yang tujuh digit dibelakang titik”

Seperti itulah alasan-alasan para bujangan untuk menyembunyikan rasa “ketakutan” terhadap sebuah institusi agung bernama pernikahan. Hanya saja menurut saya, pola pikir seperti itu sangat berbahaya. Pola pikir seperti itu menunjukkan seolah-olah ada pertentangan antara produktifitas dan pernikahan.

Yang jadi pertanyaan, mengapa pola pikir seperti itu tidak dibalik?? Menjadi , “bukankah dengan menikah, justru ada pasangan yang semakin menguatkan?? “ada pasangan yang senantiasa menjadikan inspirasi bagi kita untuk lebih kreatif?? “ada pasangan yang semakin mebuat kita lebih bersemangat dalam bekerja??”

Nah..kalo itung-itungan matematis, katakanlah kita menikah usia 35 tahun, besok kalo nganterin anak wisuda, dikira dianterin sama mbah-nya wekekkeeke.

Sesuai dengan fakta yang ada, hampir tidak pernah ada seorang laki-laki yang mencapai kesuksesan ketika ia masih bujangan. Hampir semua kemapanan hidup seorang laki-laki, dicapai dalam rentang usia lebih dari 35 tahun. Silahkan cek kalau gak percaya!!!


Tapi emm..semua itu pendapat saya pribadi sih heheheh..boleh diambil boleh enggak.

*didedikasikan buat: temen2 yang merasa takut menikah karena belum mapan :D

04 Agustus, 2008

Argumentum ad Hominem

Argumentum ad hominem

Sikap argumentum ad hominem, adalah prilaku suka menyalahkan sesuatu karena ia tidak mampu melakukan, prilaku suka mencari-cari kesalahan sesuatu di luar dirinya agar ia memiliki cukup alasan untuk memaafkan dirinya sendiri. Menurut Mohammad Fauzil Adhim dalam bukunya Salahnya Kodok, sikap argumentum ad hominem mulai terbentuk dari peristiwa kecil sehari-hari pada masa anak-anak’

Nah, jika orangtua Yahudi mengajarkan kelicikan kepada anak-anaknya ketika menangis, orangtua Amerika menanamkan nasionalisme melalui acara makan malam keluarga, bangsa Sovyet Rusia memberikan doktrin komunisme melalui kepatuhan tanpa syarat kepada orangtua. Lain lagi orangtua Jepang menanamkan nilai-nilai kesatriaaan, nilai sportivitas yang tinggi pada anak-anak, bila menghadapi anak mereka menangis, mereka akan mengatakan buat apa menangis? Kena batu saja menangis? Setelah itu mereka akan menjelaskan.Bagaimana dengan orangtua di Indonesia ketika anak-anaknya menangis? Apa yang dilakukan orantua saat menyuapi anaknya makan? Ketika anak menangis karena terjatuh, berbeda dengan orang Jepang, orangtua di Indonesia menyikapinya dengan menyalahkan kodok, “Ouw, salahnya kodok. Kodoknya nakal, ya? Anak ibu nggak salah, dijatuhkan. Huh nakal kamu kodok.”Kodok masih untung, yang kasihan nasib ayam. Ketika seorang anak terjatuh ketika belajar berjalan, maka orangtua akan melempar ayam sambil berkata, “Uh, ayamnya nakal. Sudah ibu lempar biar kapok.”Di kota-kota besar, keluarga menengah ke atas, dan berpendidikan tinggi itu, ayam sulit dijumpai di rumah, anak juga sulit membayangkan seekor kodok yang suka mencelakakan dirinya.Yang kasihan kemudian, senasib dengan ayam kampung adalah pembantu. Kalau sepulang kantor anak mengadukan tangannya yang lecet karena terjatuh, di depan anak orangtua berteriak, “Bi, kenapa Andi jatuh. Diperhatikan dong, Bi. Yang benar kalau menjaga anak-anak.”Orangtua tidak menanyakan perasaan si kecil – yang seharian ditinggal sendirian bersama pembantu dan mendengarkan ceritanya. Orangtua lebih mendorong untuk mengungkapkan “cemasnya” kepada pembantu di depan anak, saat itu juga. Padahal, anak lecet tangannya mungkin justru karena kreatifitas anak. Misalnya, ia mencoba membuat kapal-kapalan dari potongan kayu di belakang rumah. Padahal, anak justru akan bahagia dan mengembangkan perasaan diterima, diperhatikan dan disayang orangtua jika orangtua setia mendengarkan pengalamannya hari itu, sejak orangtua berangkat sampai tangan anak lecet.Senang Melihat Orang Lain SusahSeorang anak bersikap argumentum ad hominem dengan menyalahkan orangtua yang tidak mengikutkan les matematika ketika ia mendapat nilai rendah.Remaja menyalahkan bapaknya yang tidak membelikan motor ketika bakatnya tidak berkembang. Sedangkan walimurid menyalahkan guru ketika anaknya tidak rangking satu. Orangtua menyalahkan rumah yang tidak selebar istana ketika anaknya tidak kreatif dan bakatnya tidak berkembang.Yang lebih parah lagi, merasa tidak senang jika orang lain senang. Jika diri tidak berhasil orang lain juga ‘harusnya’ tidak berhasil. Jika diri kita sendiri yang senang, orang lain tidak perlu senang. Jika diri kita susah orang lain juga ‘harus’ susah.Senang melihat orang lain susah, Susah melihat orang lain senang. Semoga tidak demikian. Tapi seperti puisi yang dibaca kang Dedi Miswar, “Senang melihat orang lain Senang, Susah melihat orang lain Susah”. Jadikan diri kita bagian dari solusi bukan bagian dari masalah.

Nah..sudah saatnya, sikap argumentum ad hominem kita singkirkan dari diri kita..sejauh-jauhnya. karena sikap tersebut seperti kanker ganas yang merusak bangsa ini.

*sumber: Faudzil adhim--salahnya kodok--

TIPS BERTENGKAR

Bertengkar adalah phenomena yang sulit dihindari dalam kehidupanberumah tangga, kalau ada seseorang berkata: "Saya tidak pernah bertengkar dengan isteri saya !" Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta. yang jelas, suami istri harus mampu menikmati saat saat bertengkar, seperti ketika menikmati saat-saat tidak bertengkar, Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya sajadihantarkan dalam muatan emosi tingkat tinggi. Kalau tahu etikanya, dalambertengkarpun kita bisa mereguk hikmah, betapa tidak, justru dalam pertengkaran,setiap kata yang terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yangmencuat dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental, lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.

NAH..dalam bertengkar, hendaknya kita mematuhi aturan aturan, sehingga, bertengkarpun menjadi jalan indah dalam menggelembungkan cinta kita terhadap pasangan. berikut tips-tipsnya

1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama'ah. Cukup seorang saja yang marah-marah, yang terlambat mengirim sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama'ah, seorangpun sudah cukup membuat rumah jadi meriah.
2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlipatmasa. Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebabmasa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah.Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapanterbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kitaperlu menjaga harapan, bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran diantara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedangpertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cintayang telah sedemikian mahal dibangunnya
3.Kalau marah jangan bawa bawa keluarga, misalnya ucapan "dasar bapakmu gak mutu mendidik kamu", atau "dasar anak nya pak joko, kuli bangunan". marah yang seperti itu..dijamin bisa meruntuhkan bangunan cinta yang hampir sempurna.
4.Kalau marah jangan di depan anak anak !Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan kebencian.Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita, karena itu, mengapa merekaharus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tua nyabertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimanaibunya. Membela ibu, tapi itu 'kan bapak saya.

nah..mungkin itu sekelumit tips marah yg bermanfaat. karena kalau tidak di menej dengan baik, bisa fatal akibatnya.'

*disarikan dari tulisan mas prayoga

03 Agustus, 2008

Nurani Yang Hadir Tiba-tiba
Cerpen: parto_sentono

Jam dinding di kamarku sudah menunjukkan jam sebelas malam. Aku masih sibuk dengan Excel di komputerku. Ruang kerjaku sudah penuh dengan asap tembakau. Laporan mingguan proyek harus selesai malam ini. Sedikit lagi, tinggal memasukkan tambahan volume, memodifikasi durasi pekerjaan, sempurna sudah laporanku. Aku tersenyum membayangkan uang yang akan kuperoleh dari proyek pemerintah yang sedang kutangani ini. hahaha..aku memang pintar, dengan keahlianku, aku bisa “menciptakan uang” hanya dengan “sedikit” menggelembungkan volume atau me mark-up jumlah tenaga kerja dan hebatnya, tidak ada seorangpun tahu, atau kalaupun tahu, akan segera terdiam setelah tangannya ku genggamkan amplop coklat muda yg penuh dengan lembaran-lembaran merah yang masih kaku.. Segala kebutuhanku terpenuhi. Apapun yang ingin kubeli pasti terkabul.

Jari-jariku masih terus menari diatas keyboard, ketika tiba-tiba saja, angka2 di monitorku bergerak dengan sendirinya.
“Hey, apa yang terjadi?” aku semakin memperhatikan gerakan angka-angka yang berputar semakin cepat. Lalu angka-angka tersebut membentuk sebuah wajah. Semula samar, lalu lama-lama menjadi jelas dan semakin jelas. Aku masih belum tersadar dengan apa yang terjadi, wajah itu, wajah seorang laki-laki yang..… mirip sekali denganku..tidak..bukan hanya mirip..wajah itu adalah wajahku hanya agak sedikit cerah. Benar..astaga!! kok bisa? Padahal aku merasa belum pernah memasukkan file fotoku dalam harddisk. Dan anehnya lagi, wajah itu bergerak dan bersuara. Suaranya lagi-lagi adalah suaraku, mirip sekali atau bahkan sama, terdengar jelas melalui speaker aktif di samping CPU. Mataku terbelalak melihat semua itu. Apa yang terjadi? Keringat dingin mulai mengucur di sekujur tubuhku.
“Hmm…kamu melakukannya lagi…” wajahku bersuara pelan..seperti ada penyesalan dalam nada suaranya. Dan kata-kata itu pasti ditujukan kepadaku, sebab tidak ada orang lain di kamar kerjaku ini.
“Si…sii..siapa kamu!” aku mencoba bertanya sekenanya. Sungguh… rasa takut mulai merayapi sekujur tubuhku. Apakah ini semacam penampakan hantu seperti yang sering ada di acara-acara televisi itu?
“huh..aku tidak heran..kau pasti tidak ingat padaku, padahal, jelas, aku mempunyai rupa yang sama persis denganmu”
“aku adalah dirimu yang lain, aku adalah bagian dari dirimu yang sudah lama tidak kau sapa, tega-teganya kau melupakanku!” wajah itu kembali bersuara.
“Bagian dari diriku, apa maksudmu? Apa kau kira aku semacam orang yang berkepribadian ganda?”aku tidak mengerti arti ucapan wajahku itu.
“ya, aku adalah dirimu, aku mewakili semua sisi baik yang ada dalam dirimu yang juga diriku” wajah itu semakin meracau tak karuan. Aku tidak juga paham dengan apa yang dibicarakannya.
“Aku muncul dihadapanmu untuk menuntut sesuatu, dan kau harus menurutinya!”Seperti ada nada tekanan pada ucapannya yang terakhir.
“Apa maumu?”tanyaku.
“Aku mau kamu berhenti menjejalkan makanan-makan haram dalam tubuhku, berhenti memakaikan baju-baju haram pada tubuhku, berhenti memberi makan anak istriku dengan makanan makanan haram! Kau tahu? Aku merasa sangat kesakitan dengan makanan-makan dan baju-baju yang seolah-olah membakar tubuhku! Bukan itu saja, setiap benda di rumah ini, seolah-olah api yang setiap saat siap meluluhlantakkan diriku!” Wajah itu bersuara dengan begitu keras,
sepertinya, volume speaker aktif diputar pada posisi maksimal, seolah-olah. Nada suaranya sepertii seseorang yang sekian lama memendam beban yang sangat berat. Aku hanya bisa terkesiap. Ngomong apa dia? Haram? Apa yang haram?
“Jangan bicara sembarangan! Bukankah aku membeli semua yang kumiliki sekarang secara sah?” Aku mulai tersinggung dengan apa yang dikatakannya..
“Iya..haram, Berapa banyak uang rakyat yang kamu makan? Sudah berapa sak semen mengisi rongga perutmu? Sudah berapa ratus drum aspal yang kau minum? Atau, sudah berapa banyak data-data proyek fiktif yang tidak pernah terwujud itu? Suara dari diriku yang lain itu membentakku
“Kau tidak pernah memikirkan akibat dari perbuatanmu! Ingat! Aku adalah bagian dari dirimu, aku tahu apa yang kau tahu. Berapa banyak korban jiwa akibat kecelakan maut akibat sheet yang kau curi tebalnya?” Wajahku berkata
semakin keras.
“Kau tahu betapa miskinnya para tukang dan tenaga kasar. Kamu masih tega mencuri upah mereka. Atau, sudah berapa kali kau membohongi bendahara dengan memalsukan kwitansi? wajah yang mengaku sebagai bagian dari
diriku semakin berani, seolah-olah menelanjangi apa yang kulakukan selama ini.
“Darimana kamu tahu?” Aku terkesiap kaget.. Aku sudah yakin, bahwa tidak ada yang tahu apa kulakukan selama ini dengan proyek-proyek garapanku.
“huh..kau lupa, aku adalah bagian dari dirimu, Aku tahu setiap detail tindakanmu, karena, Aku sendiri adalah kau!”Kata wajah itu.
“ingat..aku tidak mencuri..aku hanya bermain-main dengan intelektualitas, permainan otakku, sehingga wajar kan..kalau aku mendapat imbalan?” huh..apa tahunya tentang proyek. Proyek adalah ladang uang, halal haram? Nilai
yang absurd! Yang penting proyek lancar, pertanggungjawaban dana disetujui. Dan aku semakin kaya!
“sudahlah, kau jangan mencampuri urusanku, cepat pergi dari sini, aku banyak pekerjaan!”Aku mencoba mengusir wajah itu. Dan wajah itu tertunduk, seperti tidak berani menatapku. Apakah berarti aku telah mematahkannya?
. “ Sebenarnya, aku tidak pernah mau muncul seperti ini, andai saja kau mendengarkanku, yang selalu berbisik setiap kamu melakukan sesuatu. Berarti kau tidak pernah mendengarkanku. Bisa jadi suaraku kalah keras dengan bagian dirimu yang lain, aku terpaksa muncul dihadapanmu sekarang ini. Semakin lama, bagian dirimu yang lain semakin membesar, aku semakin terdesak..hampir-hampir aku tergencet mati. Padahal..kau tahu, kalau aku sampai mati, kau bakal menjelma menjadi iblis…” Pelan sekali wajah itu bersuara.
“Menjadi iblis? Omong kosong apa lagi ini? Aku adalah aku, aku tidak mau hidup miskin! Toh apa yang kulakukan juga dilakukan oleh semua orang dengan porsi yang berbeda-beda!” aku mencoba membela diri.
Huh..benar-benar aneh jalan pikirannya. Aku semakin tidak percaya bahwa dia adalah bagian dari diriku. Aku tidak pernah mempunyai jalan logika seperti dia. Sok suci! Sok peduli! Sok bijaksana! Tapi tunggu!! Dia mengaku bagian yang baik dari diriku?? Apa itu?? Apakah benar-benar ada? Aku semakin pusing dibuatnya. Wajah itu semakin kurang ajar…dia mengetahui jalan pikiranku, dia mempunyai kemampuan analisaku, dia mempunyai tingkat inteletual yang sama denganku. Semua omonganku dapat dipatahkan, bahkan yang bersifat teknis sekalipun..padahal..dikantor, aku terkenal tak terpatahkan!
Apakah benar- benar dia merupakan sisi baikku, Tapi? Apa katanya tadi? Dia hampir tergencet mati? Apakah maksudnya tergencet oleh bagian lain yang jahat dalam diriku? Bagian yang mana lagi? Apakah aku terbuat dari bagian-bagian yang saling berselisih satu sama lain? Ah..omong kosong!!
“Bagaimana? Kau mau menghentikan semua perbuatan jahatmu?” wajah itu kembali bertanya kepadaku
“Menghentikan? Kau pikir mudah?, bisa-bisa aku jatuh miskin. Bahkan bisa jadi aku akan dipecat oleh atasanku karena menghentikan jatah setoran. Kau tahu, uang-uang samar itu, bukan hanya aku yang makan, tapi semuanya! bagaimana nasibku nanti, bagaimana anak istriku? Mau makan apa mereka? Kataku tak mau kalah.
“Bukankah kau masih bisa hidup dengan gaji bersihmu? Atau dengan usaha lain yang lebih halal ? wajah itu tetap bersikeras menyuruhku menghentikan perbuatanku selama ini.
“Ketakutanmu tidak beralasan!, kau takut pada sesuatu yang sudah Tuhan jamin melalui kitab sucinya!, atau jangan-jangan, Tuhanpun telah kau anggap mati? Atau kau mulai menganggap bahwa dirimu sendiri adalah Tuhan!” Aku tercekat dengan kata-katanya yang terakhir.
Tuhan? Sudah berapa lama aku tidak peduli dengan-Nya? Aku menggigil, bagaimanapun bejatnya aku, aku tetap takut dengan namanya mati, dan dari dongeng-dongeng waktu kecil, sering kudengar bahwa Tuhan akan menghukum manusia yang berbuat jahat selama hidup di dunia.
“Tapi bukankah Tuhan maha pengampun? Seberapa besar apapun dosa hambanya? , Besoklah kalau sudah pensiun..aku akan bertobat dan beribadah dengan khusuk dan mulai hidup bersih dengan gaji bersihku!” lagi-lagi otak teknisku bekerja, berusaha mematahkan argumen wajah sisi baikku itu. ..sungguh pintarnya diriku ini!

Wajah itu terdiam..dan..dia menangis!, air matanya menetes pelan-pelan. Menangis? Bagian dari diriku menangis? Sejak kapan aku menangis? Aku tak pernah menangis, selama ini aku selalu tersenyum atau bahkan tertawa terbahak-bahak. Sesungging senyum sinisku menyeruak diantara bibirku yang penuh beraroma tembakau virginia. Senyum yang mengejek dan seperti merayakan kemenangan atas diskusi malam ini dengan wajah yang mengaku sebagai bagian dari diriku itu.
“Aku tidak menyangka sama sekali, bahkan kepada Tuhanpun..kau berani berspekulasi. Kau merasa bisa memerintah Tuhan..sungguh…kejahatan yang Maha besar! Aku tidak pernah menyangka, kau mendikte Tuhan dengan akalmu yang cuma sekelumit kecil. Padahal..kekuasaan Tuhan tidak pernah bisa tercover penuh dengan akal manusia!!”
Wajahku kembali bersuara, tetapi kali ini lebih mirip suara desahan.
“Sudahlah..aku sudah muak menjadi bagian dari dirimu,kau tidak pernah menganggapku ada. aku akan pergi, percuma selama ini aku menyertaimu. tapi ingat, sekali aku sudah pergi, jangan harap aku akan pernah kembali lagi, jangan salahkan aku kalau besok pagi, ketika kau bangun, kau telah berubah menjadi iblis.”Katanya
“baguslah..cepat pergi!, aku sudah tidak peduli dengan segala nasehat bodohmu, yang sebenarnya adalah manifestasi kemalasan berfikirmu.”kataku. Aku tidak akan mau jatuh miskin, hidup seadanya, meninggalkan tambang emas yang ada di otakku, hanya untuk menuruti omongan bodoh makhluk aneh yang muncul secara tiba-tiba.
“Baiklah..aku pergi…selamat tinggal….” Monitorku kembali bergetar keras, kemudian perlahan-lahan wajah itu menghilang seperti asap. Monitor komputerku kembali dipenuhi angka-angka dari Excel yang sedang kujalankan.
Sial! Sudah jam satu malam, dan laporanku belum juga selesai. Gara-gara makhluk sialan itu kerjaanku jadi tertunda. Aku kembali tenggelam dalam dansa-dansi angka-angka, dalam data-data yang sebagian besar palsu, dalam tarian otakku yang meledak-ledak, penuh dengan kecerdasan, dan juga…tenggelam dalam bayangan kemewahan yang telah kuraih selama ini berkat kelihaianku memutar otakku yang cemerlang ini.
Akhirnya selesai juga…aku bisa istirahat dengan tenang. Aku sudah lupa dengan kejadian aneh tadi. Sedikitpun aku tidak ingat lagi kejadian yang baru berlangsung kurang dari dua jam tadi…..
***
Sebuah ciuman mesra mendarat di pipiku yang membuatku terbangun. Sita, istriku, dengan senyum melebar tahu-tahu sudah duduk di samping ranjang.
“Sudah jam tujuh mas, sana mandi dulu, sudah ku siapkan air hangat. Sarapan dan kopi ada di meja makan.” Suara istriku terdengar sungguh nyaman, sebenarnya, mata ini masih enggan untuk terbangun, tetapi Jam 8.00 pagi aku harus sudah standby. Hari ini saatnya Professional hand over atau serah terima proyek jembatan yang sedang kutangani.
Aku menuju kamar mandi. Sampai kamar mandi, aku mulai merasa aneh. Aku merasa di kepalaku ada sedikit benjolan. Segera kuperhatikan diriku dicermin. Astaga, ada dua buah tanduk kecil dikepalaku, kemudian aku menatap lekat mataku di cermin, mata ini..astaga…mataku berubah semakin sipit dan berwarna merah menyala.. lalu..masih ada lagi.. apa ini, kenapa seolah-olah aku menyeret sesuatu? Kutengok bagian belakang tubuhku. Ada semacam ekor yang memanjang dan ujungnya berbentuk seperti mata anak panah. Pandanganku menjadi gelap, aku tidak ingat apa-apa lagi
**finish**

*cerpen ini merupakan refleksi kekhawatiran saya ketika masuk di lingkaran setan bernama birokrasi



02 Agustus, 2008

sugeng rawuh

Trini trihanggo....25 tahun yang lalu aku lahir di desa ini. Desa yang sejuk, asri, gemah ripah loh jinawi ijo royo-royo. Saking ijonya...adalah hal biasa bila masa kecilku diisi dengan blusukan turut sawah. sambil menenteng senjata khas para sniper burung emprit yaitu plintheng, Atau ketapel dalam bahasa Indonesia yang telah dibakukan.Trini dulunya juga terkenal sebagai kampung gali, dengan pioneernya KANG SURAM yang katanya meninggalnya ditempak lidahnya karena sekujur tubuhnya kebal tembak..tapi itu katanya...gak tahu bener po enggak....lha wong pas kejadian..aku masih dalam kandungan kok.tapi sampai sekarangpun, Trini masih ditakuti oleh kampung-kampung sekitar kalo masalah Gelut . Trini dilewati oleh sungai cukup besar bernama kali denggung, tetapi nama itu berubah menjadi kali dhemit setelah ada kisah gigi backhoe yang semplok setelah mencoba merobohkan pohon serut di bawah jembatan. Yach....sejak itulah..kali denggung, tanpa proses aqiqah dan among-among berubah nama menjadi kali dhemit.Kali denggung...sungai cukup sempit berarus kuat, airnya jernih dan banyak sekali terdapat flora dan fauna khas sungai alami.... Mulai dari ikan uceng, dheleg, wader, kepek, lele, tawes, kotes, ulo banyu, anggang-anggang, urang, yuyu, thungkrug dan beyes, kodhok ijo sampai dengan burung cuk urang, burung entah apa namanya yang berbunyi "sing jeruuuuu...kang...", ada juga kadang-kadang ulo weling dan ulo kobro yang sangat berbisa.Saking kayanya, setiap ada pemancing yang menyempatkan diri mancing di kali denggung, bisa dipastikan, sekepis ikan wader dan kotes pasti didapatkannya. Bahkan pernah, mas Mbogo, tetangga yang punya hobi nangkap Bulus, mendapatkan tiga ekor bulus sekaligus dalam sehari.Tapi itu dulu.......sekarang lain ceritanya....Sejak ada pabrik kecap primasari, trus entah pabrik apa didusun kronggahan termasuk pabrik naptolnya pak wisnu..sungaiku tersayang menjari keruh.....airnya seperti mengandung selaput lembut berbau busuk. Keadaan tersebut diperparah dengan hobi para Rakuser yang menangkap ikan dengan alat-alat mengerikan entah itu setrum listrik, potas, teodan, bahkan nyetrum ikan dari listrik yang diambil langsung dari cagak kentheng di depannya mbah mul. bener - bener kurang ajar!!!!!Makanya, saya sedih membayangkan...besok anak cucu saya bisa melihat ikan wader cuma dari fosil dan fotonya..karena keburu punah di makan mulut-mulut rakus berperut karet itu...Ohya...

itulah desaku yang tercinta, yang anak anak mudanya mulai pinter ber "elu-gua" meski dengan gaya yang kagok. tapi..apapun dan bagaimanapun..i love trini.